Senin, 10 Februari 2014

Selebriti dan Pilkada*

Oleh Moh. Mudzakkir**

     Anies Baswedan dalam salah satu artikelnya di media nasional (31 Oktober 2006) mengatakan bahwa dalam 100 tahun sejarah politik Indonesia mengalami transformasi ruling elite. Ia mencoba melihat berdasarkan perekrutan kaum muda dan tren utama yang mendominasi kehidupan berbangsa. Dengan menggunakan perspektif historical comparative, Anies melihat perubahan pembentukan elit terjadi dalam tiga pola, dari kepemimpinan elit intelektual pada masa era awal kemerdekaan hingga orde lama, elit militer pada masa orde baru (Soeharto), kemudian berubah di era reformasi (saat ini) beralih ke elit yang berasal dari para mantan aktivis gerakan mahasiswa.
     Berdasarkan tren utama dunia dan  bangsa Indonesia saat ini, maka bidang ekonomi atau pasar sangat mempengaruhi seluruh bidang kehidupan lainnya, tidak terkecuali bidang politik. Dalam waktu satu-dua dekade ke depan kemungkinan yang berpeluang menjadi ruling elite Indonesia adalah mereka yang berkiprah di dunia ekonomi, bisnis atau pasar. Ruling elite yang dimaksud di sini adalah sekelompok elite, di antara kaum elite-elite yang lain, yang berkuasa menentukan arah kehidupan bangsa dan negara. Tesis Anies mungkin ada benarnya bila kita melihat semakin banyak para pengusaha yang masuk ke panggung politik, mulai dari level pusat hingga kabupaten. Mereka bukan hanya menjadi anggota legislatif tapi juga ada yang telah berhasil menduduki jabatan eksekutif baik itu di tingkat kabupaten/kota atau Gubernur.
     Meskipun demikian, bila dikaitkan dengan kasus Pilkada Jawa Barat yang akan datang, tentu tesis Anies Baswedan perlu ditinjau kembali kebenarannya. Pembacaan politik terhadap masyarakat dalam konteks kultural oleh Anies agak dinafikan. Seakan-akan dengan kemampuan finansial dan pengalaman manajerial ketika memimpin usaha dianggap memadai untuk merebut kepemimpinan politik. Ia lupa, bahwa modal budaya dan modal simbolik ternyata mempunyai nilai tawar yang tinggi era postmodernitas yang seperti saat ini. Era di mana gerak sejarah manusia bukan lagi secara deterministik ditentukan oleh basis material (ekonomi) tapi juga adanya kontestasi dengan ranah (field) kehidupan lainnya yang saling bergantian mendominasi kehidupan manusia, salah satunya adalah bidang budaya.
     Cara pandang determinisme ekonomi dianggap sudah tidak lagi mumpuni untuk menjelaskan realitas kehidupan manusia yang semakin kompleks. Kritik terhadap cara pandang reduksionisme ini sudah banyak dilakukan oleh para teoritisi sosial budaya kontemporer. Mungkin benar kehidupan kita saat ini sangat dipengaruhi oleh logika market yang hampir mempengaruhi segala aspek kehidupan, tidak terkecuali bidang politik. Namun kalau kita cermati, bentuk kapitalisme saat ini bukanlah kapitalisme yang bertujuan memproduksi “barang” dan “untuk memenuhi kebutuhan” manusia, tapi kapitalisme mutakhir yang memproduksi “tanda” dan “untuk memenuhi hasrat keinginan”. “Tanda” menjadi sesuatu yang sangat berharga, bahkan masyarakat rela untuk membelinya dengan mahal.  Dan itulah yang saat ini menggerakan roda kapitalisme mutakhir.
   Selebriti sebagai status sosial muncul dari rahim kapitalisme yang digerakkan oleh media yang memproduksi tanda, termasuk tanda “selebriti” itu sendiri. Dengan identitas selebriti yang dimiliki, sesorang bisa menjadi magnet pemberitaan media massa. Bukan hanya pemberitaan yang terkait dengan pekerjaan mereka sebagai penyanyi, aktor/aktris, bintang iklan, tapi juga terkait dengan urusan pribadi mereka. Bahkan berbagai stasiun TV berlomba-lomba membuat program (informasi dan entertainment disingkat infotainment) yang secara khusus memberitakan dinamika kehidupan “para pesohor tersebut”.  Saking seringnya para selebriti tersebut diberitakan oleh media, maka semakin populer-lah nama mereka di tengah-tengah masyarakat. Ditambah mereka juga mempunyai kelompok fans fanantik dengan berbagai macam komunitas yang dibentuk dalam rangka mengikuti  perkembangan info kegiatan, fashion, hingga gaya hidup (lifestyle) idola mereka. Bila dikaitkan dengan politik, maka para selebriti telah mempunyai modal popularitas. Meskipun modal tersebut tidak selalu berbanding lurus dengan elektabilitas bila mereka terjun ke dunia politik.
     Dalam kontestasi Pilkada Jabar modal ekonomi bukanlah faktor determinan. Hal ini terlihat dari para kandidat yang maju bukanlah orang yang berangkat dari dunia pasar, ekonomi atau bisnis, tapi dari dunia politik, budaya, dan aktivisme sosial. Berdasarkan informasi dari berbagai pemberitaan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang akan maju dalam Pilkada Jawa Barat dalah; pasangan Dede Yusuf-Lex Laksamana (PD, PAN), Ahmad Heryawan-Dedy Mizwar (PKS, PPP Hanura, PBB), Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki (PDIP, serta pasangan Yence-Tatang (Golkar).
     Dari beberapa pasangan di atas, ada tiga pasangan yang salah satu tandemnya (calon gubernur atau wakil) berasal dari latar belakang selebriti. Tiga orang tersebut adalah, pertama; Dede Yusuf mantan aktor laga yang sebelumnya adalah petahana (incumbent) wakil gubernur dan  sekarang mencalonkan diri sebagai calon gubernur. Kedua, Dedy Mizwar yang sebelumnya dikenal sebagai aktor  kawakan sekaligus sutradara juga maju digandeng oleh Ahmad Heryawan, gubernur petahana (incumbent) sebagai calon wakil gubernur yang diusung oleh partai utama PKS. Dan Ketiga, Rieke Diah Pitaloka, seorang artis yang melabung namanya berkat komedi situasi, juga maju sebagai calon gubernur berpasangan dengan Teten Masduki (aktivis pegiat anti korupsi) yang juga tak kalah populernya di kalangan media.
     Kalau saja Nurul Arifin, mantan aktris, juga bersedia maju menjadi calon gubernur dan wakil gubernur dari partai beringin, tentu Pilkada Jawa Barat akan jauh lebih semarak dibanding dengan berbagai pilkada yang pernah ada di seluruh Indonesia. Tapi sayang, di tengah perjalanan Nurul Arifin tidak bersedia dengan berbagai alasan yang tidak disampaikan kepada publik. Akhirnya Partai Golkar mengusung pasangan yang bukan dari pesohor layaknya ketiga pasangan yang sudah saya sebutkan di atas. Tentu ini merupakan langkah yang cukup berani bagi Partai yang berkuasa di era orde baru ini, bila dihadapkan dengan ketiga pasangan lainnya yang berasal dari kalangan selebriti.
     Sebelum Pilkada Jabar sudah banyak para pesohor terlibat dalam kontestasi Pilkada tingkat provinsi, seperti Marisa Haque dan Rano Karno di Pilkada Banten, dan Helmi Yahya di Sumatera Selatan. Marisa Haque dan Helmi Yahya kalah, sedangkan Rano Karno yang digandeng Gubernur petahana (incumbent) Banten Ratu Atut Chosiyah mendapatkan kemenangan. Bintang sinetron Zumi Zola memperoleh kemenangan dalam pilkada dan kemudian menjadi Bupati di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Jambi. Rano Karno, si Doel, sebelum menjadi wakil Gubernur juga pernah menjadi wakil Bupati di Tanggerang. Dicky Candra mantan aktor sinetron, meskipun mengundurkan diri karena pecah kongsi dengan Bupati, juga pernah menjadi wakil gubernur di Garut Jawa Barat. Dan yang terakhir, Primus Yustisio, pernah maju dan  gagal dalam pilkada di Subang pada  tahun 2008. Meskipun demikian pemeran utama sinetron “Panji Manusia Milineum” ini, telah mendeklarasikan diri akan maju kembali menjadi calon bupati Subang tahun 2013 mendatang dari PAN.
     Kemunculan selebriti yang maju dalam berbagai pilkada tentu merupakan fenomena baru dalam dua dekade terakhir ini. Berangkat dari data yang ada, Jawa Barat adalah provinsi yang memiliki kandidat terbanyak calon gubernur-wakil gubernur serta bupati-wakil bupati yang berasal dari kalangan selebriti dibanding dengan daerah lain. Keberhasilan Ahmad Heryawan-Dedy Yusuf dalam Pilkada Jabar pada 2008 lalu seakan-akan dijadikan pelajaran oleh partai-partai politik. Bahwa mengusung selebriti ternyata mampu mendongkrang suara bahkan meraih kemenangan dalam pilkada tersebut.
     Setelah Dede Yusuf memutuskan untuk maju sendiri dalam Pilkada Jabar 2013 melalui PD dan PAN,  Ahmad Heryawan (PKS dan partai pendukung) segera mencari pasangan dari kalangan selebriti (Dedy Mizwar) yang tidak kalah popularitas dan senioritas-nya dibandingkan dengan tandem sebelumnya. PDIP pun juga tidak mau ketinggalan, sadar bahwa para pesaing mereka memajukan calon pasangan yang berasal dari “pesohor”, maka Rieke Diah Pitaloka, artis yang meroket namanya melalui peran Oneng, pun diajukan oleh partai banteng moncong putih sebagai calon gubernur. Ia mengandeng Teten Masduki, seorang aktivis anti korupsi yang cukup popular sekaligus pendiri Indonesian Corruption Watch (ICW), sebagai calon wakil gubernur. Golkar tidak mau ikut-ikutan, dan justru lebih percaya terhadap kader partai yang bukan berasal dari kalangan selebriti.
     Pilkada Jawa Barat kali ini bukan hanya menawarkan persaingan politik yang cukup panas dan sengit, tapi juga tontonan dan hiburan yang menarik perhatian publik. Mungkin faktor utama yang menggerakkannya adalah banyaknya selebriti yang menjadi calon dari ketiga pasangan kandidat tersebut. Bisa jadi peristiwa pilkada ini tidak dilihat sebagai kontestasi politik saja, tapi justru sebagai semacam konser, panggung hiburan atau bahkan forum pertemuan antara idol  dengan para penggemar mereka. Pilkada akan menjadi tontonan yang menarik, layaknya mereka kembali menyaksikan akting Dedy Mizwar dalam film “Naga Bonar”, “Naga Bonar jadi 2”, atau Sinetron “Para Pencari Tuhan”. Perhelatan ini juga mengingatkan kembali masyarakat kepada sosok Dedy Yusuf  dalam sinetron berseri “Jendela Rumah Kita” dan film “Catatan Si Boy” serta kekonyolan yang menghibur yang ditunjukkan oleh Oneng (Rieke Diah Pitaloka) dalam komedi situasi “Bajai Bajuri”.
     Pengamat dan Peneliti Popular Culture  dari LIPI, Wahyudi Akmaliah memandang bahwa pertarungan antar para kandidat dalam Pilkada Jabar bukan hanya dalam soal menwarkan visi dan misi politik, tapi juga dalam pertarungan pencitraan sebagai “selebriti iklan”. Rakyat Jawa Barat mungkin akan lebih mengenal Dede Yusuf sebagai bintang iklan “Bodrex”, Dedy Mizwar sebagai bintang iklan “Promag”, “Sosis So Nice”, atau “Enzim”, atau Rieke Diah Pitaloka dengan “Kuku Bima TL”-nya. Pasangan mana yang akan mendapatkan simpati dan suara tergantung tawaran “resep” konkret apa yang mereka ajukan kepada para konstituen. Guyonannya, bila rakyat Jabar mengindap “sakit kepala” maka Dedy Yusuf akan banyak dipilih karena menawarkan obat sakit kepala “Bodrex”. Dedy Mizwar akan mendapatkan simpati dan dukungan bila banyak masyarakat “sakit maag” karena memberi ”promag”. Selanjutnya, Rieke Diah Pitaloka dipilih karena rakyat membutuhkan suplemen “Kuku Bima TL” agar masyarakat tetap “roso” (kuat bertenaga).
     Rakyat Jabar bisa jadi akan memilih para pasangan kandidat bukan didasarkan pada cara berfikir politik, hubungan antara pemimpin dan warga yang memberikan mandat politik untuk memperjuangan hak-hak mereka sebagai warga negara. Tapi bisa jadi mereka akan menggunakan hak suara mereka lebih didasarkan pada pertimbangan relasi Idols-fans yang fanatis dan histeris. Kalau hal tersebut terjadi, maka itu menunjukkan masyarakat kita sudah sangat terhegemoni oleh budaya popular yang disebarkan oleh media massa.
     Tidak ada yang melarang para selebriti menggunakan hak konstitusional mereka untuk menjadi pemimpin. Banyak pihak yang mengkritik atau bahkan mencemooh partai politik yang mengajukan kandidat dalam pilkada dari kalangan selebriti. Parpol dianggap gagal melakukan kaderisasi internal serta cenderung memilih jalan pintas untuk berkuasa dengan mengandalkan popularitas selebriti. Bisa jadi mamang itulah fakta partai politik saat ini. Meskipun demikian, kita juga harus melihat secara objektif bahwa tidak semua selebriti mengandalkan popularitas an sich. Tapi juga ada beberapa yang memang secara kapabilitas dan integritas layak untuk diberi kesempatan memimpin, sama dengan kelompok sosial lainnya. Jadi bukan hanya mereka yang berasal dari kalangan aktivis, militer, aktivis mahasiswa, dan pengusaha yang bisa menjadi ruling elite, selebriti pun juga bisa. Mungkin saja, kita lihat saja nanti.

*pernah dimuat di Koran Editor dengan judul Selebriti dalam Pilkada Jabar, 27 November 2012.
**Penulis adalah Dosen Sosiologi Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial 
    Universitas`Negeri Surabaya (Unesa).
   

Terima Kasih Telah Berkunjung Di Blog MUDZAKKIROLOGY

DMCA.com Dilarang Mengcopy-Paste seluruh atau sebagian artikel di atas dalam bentuk apapun. Hak cipta sepenuhnya dipegang oleh MUDZAKKIROLOGY dan dilindungi oleh Digital Millennium Copyright Act (DMCA). Tindakan Copy-Paste bisa secara otomatis membuat blog/website Anda TERHAPUS DARI INDEX GOOGLE.
Suka artikel ini? Bagikan : Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg

Artikel Terkait :

2 komentar:

  1. Kami Hadir Untuk Menjalin Tali Silatuh Rahmi,Guna Untuk Membantu Para Masyarakat Di Muka Bumi Ini ,Dengan Segala Permasalahan Yang Ada,Karena Di Dalam Masyarakat Yang Kita Tahu Saat Sekarang Ini,Masih Banyak Masyarakat Yang Hidup Dibawah Garis Kemiskinan,Untuk Itu,Izinkan Saya Mbah Karwo Untuk Memberikan Solusi Terbaik Untuk Anda Yang Sangat Membutuhkan.Ada Berbagai Cara Untuk Membantu Mengatasi Masalah Perekonomian,Dengan Jalan ; 1,Melalui Angka Togel Jitu ; Supranatural 2,Pesugihan Serba Bisa 3,Pesugihan Uang Balik/Bank ghaib 4,Ilmu Pengasihan 5,DLL HANYA DENGAN BERMODALKAN KEPERCAYAAN DAN KEYAKINAN,INSYA ALLAH ITU SEMUANYA AKAN BERHASIL SESUAI DENGAN KEINGINAN ANDA... Dunia yang akan mewujudkan impian anda dalam sekejab dan menuntaskan masalah keuangan anda dalam waktu yang singkat. Mungkin tidak pernah terpikir dalam hidup kita untuk menyentuh hal hal seperti ini. Ketika terpikirkan kekuasaan, uang dalam genggaman, semua bisa dikendalikan sesuai keinginan kita.Semua bisa diselesaikan secara logika.Tapi akankah logika selalu bisa menyelesaikan masalah kita. Pesugihan Mbah Karwo Mbah memiliki ilmu supranatural yang bisa menghasilkan angka angka putaran togel yang sangat mengagumkan, ini sudah di buktikan member bahkan yang sudah merasakan kemenangan(berhasil), baik di indonesia maupun di luar negeri.. ritual khusus di laksanakan di tempat tertentu, hasil ritual bisa menghasilkan angka 2D,3D,4D,5D.6D. sesuai permintaan pasien.Mbah bisa menembus semua jenis putaran togel. baik itu SGP/HK/Malaysia/Sydnei, maupun putaran lainnya. Mbah Akan Membantu Anda Dengan Angka Ghoib Yang Sangat Mengagumkan "Kunci keberhasilan anda adalah harus optimis karena dengan optimis.. angka hasil ritual pasti berhasil !! BERGABUNGLAH DAN RAIH KEMENANGAN ANDA..! Tapi Ingat Kami Hanya Memberikan Angka Ritual Kami Hanya Kepada Anda Yang Benar-benar dengan sangat Membutuhkan Angka Ritual Kami .. Kunci Kami Anda Harus OPTIMIS Angka Bakal Tembus…Hanya dengan Sebuah Optimis Anda bisa Menang…!!! Apakah anda Termasuk dalam Kategori Ini 1. Di Lilit Hutang 2. Selalu kalah Dalam Bermain Togel 3. Barang berharga Anda Sudah Habis Buat Judi Togel 4. Anda Sudah ke mana-mana tapi tidak menghasilkan Solusi yang tepat Jangan Anda Putus Asa…Selama Mentari Masih Bersinar Masih Ada Harapan Untuk Hari Esok.Kami akan membantu anda semua dengan Angka Ritual Kami..Anda Cukup Mengganti Biaya Ritual Angka Nya Saja… Apabila Anda Ingin Mendapatkan Nomor Jitu 2D 3D 4D 6D Dari Mbah Karwo Selama Lima Kali Putaran,Silahkan Bergabung dengan Uang Pendaftaran Paket 2D Sebesar Rp. 300.000 Paket 3D Sebesar Rp. 500.000 Paket 4D Sebesar Rp. 700.000 Paket 6D Sebesar Rp. 1.500.000 dikirim Ke Rekening BRI.Atas Nama:No Rekening PENDAFTARAN MEMBER FORMAT PENDAFTARAN KETIK: Nama Anda#Kota Anda#Kabupaten#Togel SGP/HKG#DLL LALU kirim ke no HP : ( 0852-3162-7267 ) SILAHKAN HUBUNGI EYANG GURU:0852-3162-7267

    BalasHapus
  2. How to make it to the Lucky 8 casino - DrmCDC
    How to make it to the Lucky 충청남도 출장샵 8 casino - DrmCDC. This site 순천 출장샵 offers a list of gambling and bonus offers 부산광역 출장샵 for 인천광역 출장마사지 new 청주 출장샵 players.

    BalasHapus

Previous Post Homepage
 

Copyright © MUDZAKKIROLOGY | reDesigned by Orangbiasaji | Proudly Powered by Blogger