Oleh Moh. Mudzakkir
Akhir minggu lalu saya berkesempatan untuk
pulang kampung di desa Mojorembun, kecamatan Menden, Kabupaten Blora. Suatu daerah yang berada di provinsi Jawa Tengah yang berbatasan secara langsung
dengan kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Tepatnya berada di arah timur laut Jawa Tengah, posisinya di bawah kabupaten Rembang kalau dilihat di peta.
Blora juga dikenal sebagai daerah asal
masyarakat Samin yang membangun
subkultur yang berbeda dengan masyarakat Jawa pada umumnya. Masyarakat yang
menganut pemikiran dan ajaran-ajaran
Samin Soerontiko, seorang tokoh dari Blora yang melawanan kolonialisme
Belanda dan mendobrak feodalisme Jawa pada abad 19. Dengan gerakan mbento (pura-pura gila), ngoko
(berbahasa Jawa kasar sebagai simbol egalitarianisme) dan tidak mau membayar
pajak, mungkin dalam terminologi sekarang, gerakan yang dipelopori oleh Samin
sebagai bentuk bagian dari civil disobedient.
Sebuah gerakan protes untuk menuntut kesewenang-wenangan kolonialis yang
menghisap rakyat sekaligus juga kritik keras terhadap bangsawan Jawa yang
menjadi kolaborator atau antek-antek
Belanda pada masa itu. Karena gerakannya yang subversif, akhir Samin dan
beberapa pengikutnya dibuang ke luar Jawa hingga meninggal di tempat
pengasingan. Meskipun demikian pemikiran dan ajarannya masih terus bertahan dan
bahkan pengikutnya bertambah bukan hanya di daerah Blora saja tapi meluas
hingga Purwodadi, Rembang, Pati, dan Bojonegoro.
Nama Blora
dipentas nasional memang kurang dikenal, orang lebih banyak mengenal Cepu.
Penulis sering ditanya dari mana asalnya, penulis menjawab Blora, tapi orang
yang bertanya itu pun kemudian menggerutkan dahinya sebagai simbol
ketidaktahuan. Baru setelah itu penulis memberikan keterangan, bahwa Blora dekat dengan Cepu.
Akhirnya orang
yang bertanya kepada saya pun baru mengetahui dimana itu “Blora”. Padahal
sebenarnya kota atau kecamatan Cepu itu bagian dari Kabupaten Blora, tapi Cepu
lebih masyhur dari pada kota atau kabupaten Blora karena faktor Minyak. Kota Cepu
dikenal sebagai penghasil minyak bumi sejak zaman kolonial Belanda hingga
sekarang ini. Hal ini berpengaruh terhadap perkembangan kota yang berbatasan
dengan kota kecil Padangan, Bojonegoro, Jawa Timur, yang hanya dipisahkan oleh
sungai Bengawan Solo.
Meskipun hanya
kota kecamatan dinamika ekonomi dan pendidikan di Cepu cukup dinamis dan terus
berkembang. Pasar tradisional dan pasar modern tersedia, belum lagi beberapa
tahun ini telah berdiri swalayan yang cukup besar yang bukan hanya sebagai
pusat pemenuhan kebutuhan ekonomi tapi juga kebutuhan rekreasi bukan hanya bagi
masyarakat Cepu tapi dari kecamatan-kecamatan lainnya, seperti Kedungtuban, Radublatung,
Menden, dan Jiken bahkan dari Kecamatan-kecamatan di Bojonegoro yang berbatasan
langsung dengan Cepu.
Dalam konteks
pendidikan, kota ini mempunyai lembaga pendidikan yang cukup lengkap mulai dari
tingkat Playgroup, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA , Pondok Pesantren, hingga Perguruan
Tinggi. Bahkan di Cepu ada Sekolah Tinggi (kedinasan) milik Pertamina,
satu-satunya di Indonesia. Jadi setiap orang pegawai Pertamina di seluruh Indonesia pasti sudah tidak asing dengan kota
ini. Ditambah dengan ditemukannya cadangan minyak baru di daerah Cepu dan sekitarnya
(hingga sampai di kecamatan saya di Menden) dan daerah Bojonegoro dinamai
dengan Blok Cepu semakin melambungkan daerah ini di level nasional. Meskipun
banyak ditemukan sumur minyak baru ternyata belum berdampak besar terhadap
kesejahteraan masyarakat sekitar.
Mungkin orang
tidak mengira kalau Cepu telah melahirkan tokoh besar dalam perkembangan
sejarah Indonesia. Terlepas pro dan kontra terhadap posisi tokoh-tokoh yang
pernah dilahirkan di kota minyak ini. Sebut saja misalnya L.B Moerdani (1932-2004),
seorang Jenderal yang mempunyai kedekatan dengan Soeharto di era Orde Baru, dia
lebih dikenal sebagai mantan Panglima ABRI dan Menteri Pertahanan dan Keamanan di
era rezim otoriter. Dia merupakan elit
militer Indonesia yang dianggap paling misterius yang disegani dan ditakuti
baik kawan oleh lawannya. Benny oleh elit masyarakat Islam saat itu dituduh
bertanggaungjawab terhadap marjinalisasi Islam dalam politik.
Berbeda dengan LB
Moerdani yang pro terhadap negara dan pemerintah, Sekarmadji Maridjan
Kartosuwirdjo (1905-1962) yang juga berasal dari Cepu justru menjadi lawan dari
negara dan pemerintah Indonesia. Dia merupakan salah satu tokoh pergerakan yang
lahir dari rumah HOS Cokroaminoto, bersama Soekarno meskipun nantinya berbeda
jalan. Ia pernah aktif di SI dan PSII yang kemudian di era kemerdekaan. Pada
masa perang kemerdekaan 1945-1949, Kartosoewirjo terlibat aktif tetapi sikap
kerasnya membuatnya sering bertolak belakang dengan pemerintah, termasuk ketika
ia menolak pemerintah pusat agar seluruh Divisi Siliwangi melakukan long
march ke Jawa Tengah Perintah long march itu merupakan konsekuensi
dari Perjanjian Renville yang sangat mempersempit wilayah kedaulatan Republik
Indonesia. Akibat pertentangan-pertentangan itulah, Kartosuwirjo mendirikan
Darul Islam Indonesia DII dan ingin memisahkan diri dari RI. Ia pun memimpin
Tentara Islam Indonesia bergerilya di daerah Jawa Barat hingga membangun
aliansi dengan DII/TII Daud Beureh di Aceh dan Kahar Muzakkar di Sulawesi
Selatan. Dan akhirnya pemberontakan yang ia lancarkan mampu dilumpuhkan oleh
Pasukan Siliwangi dan ia pun tertangkap serta kemudian dijatuhi hukuman mati. Tapi pengaruhnya
hingga kini tidak bisa dihilangkan. Mitologi tentang dirinya pun masih hadir di
kalangan anak cucu para pengikut DII/TII dan sebagian kecil masyarakat Jawa Barat yang pernah ia singgahi.
Cepu juga telah melahirkan
Mukti Ali (1923-2004), seorang tokoh pemikiran Islam, Guru Besar Studi
Agama-Agama Fakultas Ushuluddin IAIN
(sekarang UIN) Sunan Kalijaga Yogayakarta, dan mantan Menteri Agama RI tahun
1973-1978. Ia menimba ilmu di Pindok Pasantren Tremas Pacitan, Sekolah Tinggi
Islam di Yogyakarta (sekarang UII), University of Karachi Pakistan, dan McGill
University di Kanada. Dia-lah mentor para tokoh pemikiran Islam di Indonesia yang
lahir dari diskusi Limited Group Yogyakarta,
seperti Ahmad Wahib, Dawam Rahardjo, dan Djohan Effendi. Mukti Ali sebagai
ilmuwan peletak dasar ilmu Perbandingan Agama di IAIN di seluruh Indonesia,
selain itu dia juga sebagai tokoh yang memikirkan tentang perlunya membangun
dialog antar agama dengan konsep agree in disagreement. Tapi sayang, ketika penulis menempuh studi
Sosiologi Agama di Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga belum pernah
berjumpa, tapi hanya melalui karya-karyanya dan cerita para dosen-dosen yang
telah menjadi muridnya. Kebetulan penulis satu almamater di tempat Mukti Ali
mendidikasikan dirinya untuk mengajar.
Berbeda dengan
Cepu, kota Blora berada di tengah-tengah kabupaten Blora yang bisa ditempuh 30-
40 menit dari Cepu. Untuk mencapai kota
Blora, orang-orang di kampungku bisa memilih dua jalur, pertama melalui kota
Cepu –Jiken – Blora, atau jalur kedua yang melewati Randublatung yang dikenal
sebagai kecamatan penghasil kayu Jati. Jalur yang melewati Randublatung, akan
melewati deretan hutan jati yang cukup lebat hingga sampai daerah Kelopodhuwur,
salah satu desa masyarakat Samin, sebelum masuk daerh kota Blora. Kata
orang-orang di sana, zaman dahulu jalur ini termasuk jalur yang cukup rawan,
karena sepi dan di tengah hutan. Para “begal”, istilah yang digunakan
masyarakat Blora untuk menyebut penjahat atau perampok, berkeliaran untuk
menunggu mangsa yang melewati jalur tersebut. Tapi saat ini jalur ini sudah
ramai karena dilalui jalur bus disamping
hutan yang dulu cukup lebat sekarang sudah semakin gundul.
Deforestasi sudah lama terjadi,
baik oleh blandong (para pengambil kayu
hutan) maupun aparat yang kongkalikong dengan pemilik HPH. Puncaknya adalah ketika tahun 1998, gelombang
reformasi ternyata mempercepat ledakan ketegangan dan konflik antara masyarakat
yang hidup di sekitar hutan jati dengan aparat polisi hutan. Peristiwa penembakan seorang aparat terhadap
dua orang belandong yang
mengakibatkan salah satunya tewas, menimbulkan protes sekaligus solidaritas
untuk melakukan perlawanan secara terang-terangan kepada aparat. Masyarakat
yang marah karena dipicu tewasnya seorang blandong
akhirnya menyerbu markas-markas polisi hutan di sepanjang hutan Randublatung,
bahkan beberapa markas dibakar oleh
massa. Kekacauan dan ketidakpastian di level nasional pada tahun 1998 terjadi juga di level lokal Blora pasca tertembaknya
seorang blandong. Di tengah huru-hara
tersebut, beberapa kelompok masyarakat menggunakan kesempatan untuk menjarah
hutan, bukan hanya sekala kecil tapi juga sekala besar. Kalau di Jakarta yang
dijarah adalah barang-barang di pertokoan dan supermarket, di Blora saat itu yang
dijarah adalah kayu jati.
Berbeda dengan
Cepu, kota Blora sebagai ibukota kabupaten tidak seramai Cepu. Mungkin disebabkan
oleh letak geografis yang kurang strategis, karena tidak dilalui jalur kereta
(dulu ada jalur kereta tapi sudah tidak dihidupkan) dan jalur bus antar kota
antar propinsi (AKAP) khususnya dari Jawa Timur. Kalau kita lihat peta
kabupaten Blora, kota ini berada pas di posisi tengah yang di utaranya langsung
berbatasan dengan kabupaten Rembang. Dari Semarang, kita bisa menggunakan dua
jalur, melaui jalur utara dengan melewati Rembang dan jalur selatang melewati
Grobogan. Dari desa saya Mojorembun,
kecamatan Kradenan, menuju ibu kota
harus menempuh perjalanan sekitar 1 jam hingga 1 jam 25 menit, itu kalau
ditempuh menggunakan sepeda motor. Akan berbeda kalau ditempuh dengan angkutan
umum, naik bus misalnya, mungkin tambah 1 -1,5 jam lagi.
Kalau Cepu telah
melahirkan tokoh-tokoh yang berpengaruh di level nasional, Blora juga tidak mau
kalah. Sebut saja tokoh pergerakan sekaligus “suhu”-nya pers bumiputera pertama
kali adalah “wong mbloro”, yaitu
Raden Mas Tirto Adhie Soerjo (1880-1910), bahkan oleh Pemerintah dikukuhkan
sebagai Bapak Pers Nasional karena kontribusinya bagi perkembangan dunia pers
di era pergerakan nasional awal. Lewat
tulisan dan sikap-sikap politik perlawanannya itulah kemudian dia ditangkap
rezim kolonial dan pernah diasingkan ke pulau Halmahera, Maluku. Hingga
akhirnya dibebaskan oleh Belanda dan kemudian menetap di Batavia hingga akhir
hayatnya. Kisah perjuangannya kemudian diangkat oleh Pramoedya Ananta Toer,
yang juga wong Blora, dalam tetralogi
Buru dan Sang Pemula. RM Tirto Adhie Soerjo mendirikan Soenda Berita, Medan Prijaji, dan Putri
Hindia selainn itu dia juga ikut mendirikan Sarekat Dagang Islam. Hingga sangat wajar Takashi Shiraishi
menyebut RM Tirto Adhie Soerjo dalam Zaman
Bergerak sebagai seorang bumiputera pertama yang menggerakkan bangsanya
lewat bahasa melaui surat kabar Medan
Prijaji.
Selain RM Tirto
Adhie Soerjo, tokoh kebangkitan nasional sekaligus wartawan yang berasal Blora
tapi beda kota adalah Marco Kartodikromo ( 1890-1932). Ia lahir di kota Cepu
dan lebih tua muda sepuluh tahun dari Tirto Adhie Soerjo. Dia dikenal bukan
hanya sebagai seorang wartawan saja tapi juga sebagai seorang penulis yang
cukup prolifik. Karyanya yang cukup masyhur misalnya; Mata Gelap, Student Hidjoe, Matahari, Rasa Mardika, dan Sair Sama Rasa Sama Rata. Keterlibatannya
di dunia pergerakan membuat dirinya sering ditangkap dan dipenjara beberapa
kali oleh pemerintah Hindia Belanda.
Ia mengikuti jejak RM Tirto Adhie Soerjo di dunia
jurnalisme dan pergerakan. Ia bergabung
menjadi wartawan Medan Prijaji di bandung hingga akhirnya surat kabar
tersebut dilarang sekaligus ditangkap dan diasingkannya RM Tirto Adhie Soerjo
di Halmahera (1913). Padahal Medan
Prijaji saat itu berada pada masa puncak kejayaannya, ia mengaku banyak
belajar dari Tirto Adhie Soerjo bukan hanya tentang jurnalistik saja tapi juga
tentang organisasi modern dan pergerakan nasional. Adhie Soerjo dianggapnya
sebagai gurunya.
Setelah itu ia
hijrah ke Solo dan bergabung dengan Sarekat Islam hingga pernah menjadi
sekretaris SI Solo. Pada umur 24 tahub Marco mendirikan surat kabarnya sendiri,
Doenia Bergerak yang cukup masyhur di eranya bersama Haji
Misbach dan Haji Fakhruddin. Karena tulisan-tulisannya yang kritis terhadap
kebijakan-kebijakan penjajahan, maka surat kabar miliknya dibredel dan dia
dipenjara. Ketika terjadi perpecahan di dalam tubuh SI dia memilih bergabung
dengan dengan SI Merah-nya (yang kemudian berubah menjadi PKI) Semaun, Darsono,
dan Hadji Misbach. Setelah PKI gagal melakukan pemberontakan terhadap
Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1927, Marco Kartodikromo ditangkap dan
diasingkan ke Boeven Digul pada tahun 1927 dan meninggal tahun 1932.
Kalau Adhie
Soerjo dan Marco cukup masyhur sebagai Bapak Pers Nasional dan tokoh pergerakan
nasional, maka Pramoedya Ananta Toer (1925-2006), adalah salah satu wong mBloro yang dikenal sebagai penulis
Novel yang sangat produktif dan monumental dalam sejarah sastra Indonesia.
Dengan aliran sastra realisme sosialisme-nya dia harus berhadapan dengan rezim
orde baru karena dianggap berbahaya dan subversif.
Dia pun harus menerima hukuman tanpa melalui proses pengadilan dan diasing di
Pulau Buru, hingga belasan tahun. Meskipun
akhirnya dibebaskan, dia tetap mendapatkan pengawasan yang ketat dari
rezim otoriter. Di tengah pantauan militer, Pram masih tetap berkarya dan
berjuang dengan karya-karya sastranya untuk menyuarakan kemanusian dan
keadilan. Beberapa karya novel yang ditulis dirampas dan dibakar oleh militer,
meskipun demikian ia tetap terus berkarya hingga Soeharto jatuh. Karena
dedikasi dan perjuangannya menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan melalui sastra,
dia memperoleh penghargaan sebagai pejuang HAM dari Magsaysasy Award (Nobel tingkat Asia) menjadi nominator peraih Nobel
bidang sastra, doktor honoris causa bidang sastra dari University of Winconsin
AS, dan berbagai macam penghargaan international lainnya yang cukup banyak. Suatu perjuangan dan prestasi yang cukup luar
biasa yang patut diteladani bagi anak-anak muda Blora. Untuk mengasilkan
seorang pujangga seperti Pram yang ditempa oleh sejarah tidak mudah, seratus
tahun pun belum tentu muncul seorang yang memiliki semangat dan produktifitas
dalam berkarya sastra seperti dirinya.
Berbeda dengan
Pram yang dikenal sebagai musuh Pemerintah, Ali Murtopo (1924-1984) seorang
tokoh militer kelahiran Blora justru dikenal sebagai konseptor Orde Baru.
Sebagai seorang militer yang dekat dan pernah menjadi anak buah Soeharto, Ali
Murtopo berhasil memperoleh posisi
strategis dalam pemerintah di era Orde Baru. Ia pernah wakil
kepala Badan Koordinasi Intelejen Negara (BAKIN) menjadi asisten pribadi
Presiden Soeharto dia juga pernah dipercaya sebagai Menteri Penerangan. Dia bukan
hanya sebagai elit militer dan tokoh intelejen saja, tapi juga seorang pemikir,
hal ini bisa dilihat kontribusi dia dalam pendirian CSIS (Center for Strategic and International Studies) sebagai lembaga think tank yang cukup berpengaruh di era
Orde Baru. Oleh para aktivis dan tokoh
pergerakan Mahasiswa Ali Murtopo tentu dianggap sebagai seorang tokoh
antagonis, hal yang serupa juga terjadi pada Benny Moerdani.
Demikianlah
beberapa tokoh yang lahir dari Blora yang ikut memberikan warna bagi dinamika
sejarah nasional Indonesia. Beberapa tokoh muncul tokoh perlawanan, pemberontak
dan pencerahan seperti Samin Soerontiko, RM Tirto Adhie Soerjo, Marco
Kartodikromo, Kartosoewirjo hingga Pramoedya Ananta Toer yang cukup fenomenal.
Ali Moertopo dan LB. Moerdani, kedua tokoh militer dan intelejen di era Orde
Baru yang cukup disegani dan juga dibenci oleh berbagai kalangan, karena
dianggap menjadi penjaga kekuatan rezim otoriter Orde Baru. Ali Moertopo selain
sebagai tokoh militer dan intelejen, dia juga dikenal sebagai pemikir tentang
arah pembangunan dan modernisasi Indonesia. Dan yang terakhir adalah Mukti Ali,
seorang intelektual dan akademisi yang berkontribusi besar terhadap
perkembangan keilmuan Religious Studies di Indonesia, juga sebagai tokoh pencetus dialog
dan kerukunan antar umat beragama.
Sebagai orang
yang pernah dilahirkan di daerah Blora, tentu saya cukup bangga, apresiatif, namun
juga harus tetap kritis terhadap sepak terjang tokoh-tokoh di atas, terlepas
posisi ideologi, politik dan profesi mereka yang berbeda-beda. Paling tidak
generasi muda di Blora bisa membaca sejarah mereka, syukur kalau pemerintah
Blora menjadikan-nya sebagai muatan lokal misalnya agar bisa dijadikan sebagai
tokoh-tokoh imajinatif mereka selain tokoh-tokoh nasional. Atau misalnya saja
menjadikan karya-karya Pramoedya sebagai bacaan wajib bagi siswa-siswa SMA di
Kabupaten Blora, agar tradisi membaca anak-anak Blora tumbuh dan meningkat. Dan
itu mungkin kita lakukan, tentu dengan kesadaran, kepedulian, dan keberpihakan kita
bagi masa depan generasi muda Blora yang lebih baik. Semoga.
bangga dengan Blora
BalasHapussalam kenal, artikel yang sangat menginspirasi..
BalasHapusadmin kalau ke Blora mampir ke Bloranews.com
Jl. RA Kartini lorong 02 no 02 kunden Kecamatan Blora, Kabupaten Blora
ditunggu rawuhnya
kunjungi kami di : www.bloranews.com
Kami Hadir Untuk Menjalin Tali Silatuh Rahmi,Guna Untuk Membantu Para Masyarakat Di Muka Bumi Ini ,Dengan Segala Permasalahan Yang Ada,Karena Di Dalam Masyarakat Yang Kita Tahu Saat Sekarang Ini,Masih Banyak Masyarakat Yang Hidup Dibawah Garis Kemiskinan,Untuk Itu,Izinkan Saya Mbah Karwo Untuk Memberikan Solusi Terbaik Untuk Anda Yang Sangat Membutuhkan.Ada Berbagai Cara Untuk Membantu Mengatasi Masalah Perekonomian,Dengan Jalan ; 1,Melalui Angka Togel Jitu ; Supranatural 2,Pesugihan Serba Bisa 3,Pesugihan Uang Balik/Bank ghaib 4,Ilmu Pengasihan 5,DLL HANYA DENGAN BERMODALKAN KEPERCAYAAN DAN KEYAKINAN,INSYA ALLAH ITU SEMUANYA AKAN BERHASIL SESUAI DENGAN KEINGINAN ANDA... Dunia yang akan mewujudkan impian anda dalam sekejab dan menuntaskan masalah keuangan anda dalam waktu yang singkat. Mungkin tidak pernah terpikir dalam hidup kita untuk menyentuh hal hal seperti ini. Ketika terpikirkan kekuasaan, uang dalam genggaman, semua bisa dikendalikan sesuai keinginan kita.Semua bisa diselesaikan secara logika.Tapi akankah logika selalu bisa menyelesaikan masalah kita. Pesugihan Mbah Karwo Mbah memiliki ilmu supranatural yang bisa menghasilkan angka angka putaran togel yang sangat mengagumkan, ini sudah di buktikan member bahkan yang sudah merasakan kemenangan(berhasil), baik di indonesia maupun di luar negeri.. ritual khusus di laksanakan di tempat tertentu, hasil ritual bisa menghasilkan angka 2D,3D,4D,5D.6D. sesuai permintaan pasien.Mbah bisa menembus semua jenis putaran togel. baik itu SGP/HK/Malaysia/Sydnei, maupun putaran lainnya. Mbah Akan Membantu Anda Dengan Angka Ghoib Yang Sangat Mengagumkan "Kunci keberhasilan anda adalah harus optimis karena dengan optimis.. angka hasil ritual pasti berhasil !! BERGABUNGLAH DAN RAIH KEMENANGAN ANDA..! Tapi Ingat Kami Hanya Memberikan Angka Ritual Kami Hanya Kepada Anda Yang Benar-benar dengan sangat Membutuhkan Angka Ritual Kami .. Kunci Kami Anda Harus OPTIMIS Angka Bakal Tembus…Hanya dengan Sebuah Optimis Anda bisa Menang…!!! Apakah anda Termasuk dalam Kategori Ini 1. Di Lilit Hutang 2. Selalu kalah Dalam Bermain Togel 3. Barang berharga Anda Sudah Habis Buat Judi Togel 4. Anda Sudah ke mana-mana tapi tidak menghasilkan Solusi yang tepat Jangan Anda Putus Asa…Selama Mentari Masih Bersinar Masih Ada Harapan Untuk Hari Esok.Kami akan membantu anda semua dengan Angka Ritual Kami..Anda Cukup Mengganti Biaya Ritual Angka Nya Saja… Apabila Anda Ingin Mendapatkan Nomor Jitu 2D 3D 4D 6D Dari Mbah Karwo Selama Lima Kali Putaran,Silahkan Bergabung dengan Uang Pendaftaran Paket 2D Sebesar Rp. 300.000 Paket 3D Sebesar Rp. 500.000 Paket 4D Sebesar Rp. 700.000 Paket 6D Sebesar Rp. 1.500.000 dikirim Ke Rekening BRI.Atas Nama:No Rekening PENDAFTARAN MEMBER FORMAT PENDAFTARAN KETIK: Nama Anda#Kota Anda#Kabupaten#Togel SGP/HKG#DLL LALU kirim ke no HP : ( 0852-3162-7267 ) SILAHKAN HUBUNGI EYANG GURU:0852-3162-7267
BalasHapus